Meskipun keinginan kita untuk menjadi pintar, kaya, senang dan bahagia belum dikabulkan Allah, itu bukan alasan untuk tidak mendirikan shalat

By Dana Anwari. Kita shalat bukan karena kita masih bodoh dan kepingin pintar, meskipun itu boleh saja. Di saat kita masih saja bodoh, tetap saja kita wajib mendirikan shalat. Dan di saat kita sudah mulai berhasil menjadi pintar, tetap saja kita wajib mendirikan shalat. Tiada yang berubah dari kewajiban mendirikan shalat atas diri kita sebagai manusia ciptaan Allah.

Kita shalat bukan karena kita masih miskin dan kepingin kaya, meskipun itu boleh saja. Di saat kita masih saja miskin, tetap saja kita wajib mendirikan shalat. Dan di saat kita sudah mulai berhasil menjadi kaya, tetap saja kita wajib mendirikan shalat. Apalagi kala kita menjadi kaya raya, kewajiban mendirikan shalat bagi kita tidak pernah berubah.

Kita shalat bukan karena kita sedang susah dan kepingin senang, meskipun itu boleh saja. Di saat kita masih saja susah, tetap saja kita wajib mendirikan shalat. Dan di saat kita sudah mulai berhasil mendapatkan kesenangan, tetap saja kita wajib mendirikan shalat. Tiada yang berubah dari kewajiban mendirikan shalat bagi kita

Kita shalat bukan karena aku sedang sedih dan kepingin bahagia, meskipun itu boleh saja. Di saat kita masih saja sedih, tetap saja kita harus mendirikan shalat. Dan di saat kita sudah mulai berhasil mendapatkan kebahagiaan, tetap saja kita harus mendirikan shalat. Bahkan di saat kita berbahagia pun, kewajiban shalat masih menjadi tanggung jawab kita sebagai hamba Allah.

Ibadah penyembahan kepada Allah tidak ada kaitannya dengan kebodohan dan kepintaran. Kita tetap saja harus belajar agar menjadi pintar berbarengan dengan ibadah shalat.

Ibadah penyembahan kepada Allah tidak ada kaitannya dengan kemiskinan dan kekayaan. Kita tetap saja harus bekerja cerdas dengan keras menafkahi diri dan keluarga sembari tetap beribadah shalat.

Ibadah penyembahan kepada Allah tidak ada kaitannya dengan kesusahan dan kesenangan. Kita tetap saja harus mengatasi masalah yang membuat kita susah seraya tetap mendirikan shalat.

Ibadah penyembahan kepada Allah tidak ada kaitannya dengan kesedihan dan kegembiraan. Kita tetap saja harus melalui kesedihan itu sekaligus tidak melupakan mengerjakan kewajiban shalat.

Boleh saja kita mengharapkan kepintaran kepada Allah, tetapi bila keinginan menjadi pintar belum juga terkabul, bukan berarti kita lalu bermalas-malasan mendirikan shalat.

Boleh saja kita mengharapkan kekayaan kepada Allah, tetapi bila keinginan menjadi kaya belum juga terkabul, bukan berarti kita lalu tunda mendirikan shalat.

Boleh saja kita mengharapkan kesenangan kepada Allah, tetapi bila keinginan mendapatkan kesenangan belum juga terkabul, bukan berarti kita lalu sudahi mendirikan shalat.

Boleh saja kita mengharapkan kebahagiaan kepada Allah, tetapi bila keinginan mendapatkan kebahagiaan belum juga terkabul, bukan berarti kita lalu dibolehkan-Nya melupakan mendirikan shalat.

Bila keinginan menjadi pintar, kaya, senang dan bahagia belum juga terkabul, janganlah berpaling dari penyembahan kepada tiada Tuhan selain Allah.

“Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan.
Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Begitu Nabi Muhammad saw. menyampaikan firman-Nya dalam Al Quran surat Al Hasyr ayat 22-24.
shalatdoasempurna.blogspot.com


No comments:

Shalat is Perfect Prayer

SUCCESS LINK