By Dana Anwari. Sayangkah kita dengan anak-anak kita? Mengapa kita menolak mempunyai anak yang saleh? Tidak banggakah kita memiliki anak yang peka membedakan yang haq (benar) dan yang batil (salah)?
Maka ajarilah anak-anak kita mendirikan shalat sedini mungkin. Agar ketika memasuki usia puber, anak-anak kita telah memiliki pondasi yang kokoh menghadapi awal gelombang kehidupan.
Mengapa menjadikan anak-anak yang berkarakter kokoh harus dengan shalat? Ya karena Allah swt sendiri yang mengatakan itu. “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.” Begitu Allah berfirman dalam Al Quran surat Al Ankabut ayat 45.
Verily, As-Salât (the prayer) prevents from Al-Fahshâ’ (i.e. great sins of every kind, unlawful sexual intercourse) and Al-Munkar (i.e. disbelief, polytheism, and every kind of evil wicked deed).
Wahrlich, das Gebet hält von schändlichen und abscheulichen Dingen ab.
En vérité la Salâ préserve de la turpitude et du blâmable.
Muhakkak ki, namaz, hayâsızlıktan ve kötülükten alıkoyar.
Dengan terbiasa mendirikan shalat, maka anak-anak kita (sebagaimana juga kita dulu di masa kanak-kanak dan remaja, bahkan di masa dewasa) akan peka dengan kebenaran Tuhan. Ketika ada teman yang menawari hal-hal yang keji dan mungkar, dan orang tua belum sempat menginformasikannya, minimal kita menjadi ragu dan bertanya-tanya: "Apakah tawaran itu suatu kebaikan atau justru suatu keburukan?"
Bukankah mencontek kala ulangan sekolah suatu keburukan walau tampak sebagai suatu kebaikan untuk mendapat nilai bagus?
Kebiasaan mencontek membuat anak tidak pernah percaya diri kepada kemampuannya sendiri. Kebiasaan mencontek membuat anak malas belajar karena mengandalkan nilai bagusnya kepada orang lain. Kebiasaan mencontek membuat anak mudah frustasi menghadapi situasi yang tidak memungkinkannya untuk mencontek. Kebiasaan mencontek membuat anak terlatih melakukan kreatifitas negative.
Bukankah rokok dan narkoba tampak sebagai gaya hidup yang modern padahal itu adalah gaya hidup jahiliyah yang membuat kita terbelakang dari kemajuan jaman?
Bukankah sex bebas pria-wanita (maupun pria dengan pria atau wanita-dengan wanita) tampak sebagai kenikmatan hak asasi manusia yang tak boleh diganggu gugat siapa pun? Padahal sex bebas menimbulkan keburukan karena menyebabkan pelakunya menderita penyakit psikis dan fisik.
Seorang yang tidak terbiasa shalat, atau telah melupakan mendirikan shalat, tidak terlatih kepekaannya untuk menyortir mana yang baik dan mana yang buruk.
Ketika hati nurani seseorang mulai bertarung dengan pikirannya menghadapi tawaran sesuatu yang menyenangkan tapi menimbulkan keburukan, sesungguhnya itu bukti Tuhan telah menyayanginya. Mengapa? Karena Tuhan sedang membuktikan bahwa firman-Nya adalah benar, bahwa shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
Percayakah kita dengan itu? Masih tidak percayakah kita dengan itu?
Sekarang cobalah terapkan firman Tuhan itu kepada anak-anak kita. Atau, mungkin terapkan dulu kepada diri kita, sebelum menyuruh buah hati kita mendirikan shalat. Insya Allah, Tuhan kita Yang Maha Kasih Sayang akan menyayangi keluarga kita semua. Sehingga hidup dan kehidupan kita penuh dengan keselamatan, amin.
shalatdoasempurna.blogspot.com
***
Jadikan setiap perjanjian bisnis tidak mengkhianati perjanjian kita dengan
Allah
-
By Dana Anwari. Ketika masih berupa roh, manusia telah berjanji kepada
Tuhannya. Ia akan melaksanakan fitrah kemanusiaannya untuk menyungkur
bersujud menye...
No comments:
Post a Comment