by Dana Anwari. Mengapa hanya menyembah Allah SWT?“Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak
ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.” Begitulah penjelasan dari
Tuhanku, Ya Allah ya Mutakabbir, Tuhan Pemilik Segala Keagungan, dalam
Kitab Al Quran surat Ar Ruum ayat 30.
“Dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus,” demikian tegas Tuhanku Yang Selalu Maha Dibutuhkan, Ya Allah ya Shamad, tertera dalam surat Yasin ayat 61 Al Quran.
Manusia diciptakan Allah bukan untuk melakukan kesia-siaan.
Ya Allah ya Qudduus, Allah Sungguh Maha Suci.
Tiada ciptaan-Nya yang sia-sia dan tidak memiliki manfaat.
Manusia diciptakan-Nya dari bumi sekaligus hendak dijadikan-Nya pemakmur bumi.
Pemakmur
bumi yang diberkahi keberuntungan-Nya adalah pemakmur bumi yang hanya
menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa, yakni Allah yang tanpa sekutu.
Ya Allah ya ‘Afuww, Allah Yang Maha Pemaaf.
Ya Allah ya Tawwaab, Allah Yang Maha Penerima Tobat.
Bila
kita salah dan khilaf dalam bekerja memakmurkan bumi, lalu berdoa
kepada-Nya sebagai seorang hamba yang hina, memohon ampunan-Nya, maka Ya
Allah ya Ghafuur, Tuhanku Yang Maha Mengampuni, insya Allah mengabulkan
doa hamba-Nya.
Sesuai janji Allah, dalam Al Quran surat Hud ayat 61: “Sembahlah
Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah
menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya,
karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya.
Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa
hamba-Nya).”
"Tidakkah kamu tahu,” begitu papar Nabiku dalam Kitab Al Quran surat An Nur ayat 41, “bahwasanya
Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi, dan (juga)
burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui
(cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang
mereka kerjakan.”
“Apakah kamu tiada mengetahui,” begitu papar Nabiku dalam Al Quran surat Al Hajj ayat 18, “bahwa
kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan,
bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan
sebagian besar daripada manusia?
Dan dalam surat Al Isra ayat 44 Al Quran:
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih
kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan
memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka.”
Kini
makin kupahami fitrah kemakhlukanku. Manusia diciptakan Allah mempunyai
naluri beragama yang satu yakni agama tauhid: penyembahan kepada
Tuhanku Yang Tunggal tanpa satu pun sekutu, Ya Allah ya Waahid.
Dengan sembahyang hamba-Mu ini, ya Allah ya Mubdi’,
kusembah Yang Maha Memulai, yaitu Engkau.
Kubuktikan penyerahan diriku pada-Mu, Ya Allah ya Mu’iid, wahai Dzat Yang Maha Mengembalikan.
Dengan sembahyang hamba-Mu ini, ya Allah ya Muhyii,
kusembah Yang Maha Menghidupkan, yaitu Engkau.
Kubuktikan ketundukkanku pada-Mu, Ya Allah ya Mumiit, wahai Dzat Yang Maha Mematikan.
Dengan sembahyang hamba-Mu ini, ya Allah ya Awwal,
kusembah Yang Maha Permulaan, yaitu Engkau.
Kubuktikan kepatuhanku pada-Mu, Ya Allah ya Aakhir, wahai Dzat Yang Maha Akhir.
Jadikan setiap perjanjian bisnis tidak mengkhianati perjanjian kita dengan
Allah
-
By Dana Anwari. Ketika masih berupa roh, manusia telah berjanji kepada
Tuhannya. Ia akan melaksanakan fitrah kemanusiaannya untuk menyungkur
bersujud menye...
No comments:
Post a Comment