By Dana Anwari. Bagaimana cara sujud Nabi Muhammad saw? Aku harus tahu karena hanya beliau lah yang layak kutiru cara bersujudnya menyembah Allah swt. Simaklah penuturan sahabat yang rajin mencatat perilaku Nabi Muhammad saw, Abu Hurairah, dalam Kitab Shahih Sunan Abu Daud (840): Rasulullah saw. bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian bersujud, maka janganlah berderum, sebagaimana unta berderum, tetapi hendaklah meletakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya.”
Ternyata Nabiku, Nabi Muhammad saw. pun sujud dengan kening merapat ke bumi dan hidung mencium bumi. Kedua telapak tangan menempel pada bumi. Kedua lengannya tidak ikut menempel pada bumi, tetapi kedua sikunya ditinggikan dan direnggangkan dari rusuk. Kedua lutut menempel ke bumi. Kedua ujung telapak kaki melekat ke bumi dengan jemari kaki ditekuk menghadap kiblat. Sehingga, posisinya menungging.
Bacalah hadis riwayat Abdullah bin Abbas dalam Kitab Shahih Muslim (444): Rasulullah saw. bersabda, “Aku diperintahkan sujud dengan tujuh anggota tubuh dan tidak dibolehkan melapisinya dengan rambut atau dengan pakaian, yaitu: (1) Kening dan hidung, (2) dua tangan, (3) dua lutut, dan (4) dua ujung kaki.”
Tentang apa yang tidak boleh tertutup rambut dan pakaian, simaklah riwayat Bukhari dan Muslim (254): Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata: Nabi saw. diperintahkan untuk sujud dengan tujuh anggota badan dan dilarang menutup dahinya dengan rambut dan pakaian.
Kecuali pada saat hari panas, dibolehkan menggelar pakaiannya. Simaklah periwayatan Bukhari dan Muslim (330): “Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata: Kami pernah salat bersama Rasulullah saw. di hari yang sangat panas. Jika salah seorang kami tidak tahan meletakkan dahinya pada tanah, maka ia menggelar pakaiannya dan sujud di atasnya.”
Bukti bahwa di saat sujud bagian muka ditumpukan kepada dahi dan hidung dapat disimak dari Kitab Shahih Sunan Abu Daud (894): Dari Abu Said Al Khudri r.a., bahwasanya Rasulullah saw. terlihat pada dahi dan ujung hidung beliau ada bekas tanah, setelah mengerjakan shalat bersama orang banyak (berjamaah).
Tentang posisi kedua siku yang merenggang dari rusuk, bacalah hadis riwayat Maimunah, istri Nabiku, dalam Kitab Shahih Muslim (448): “Apabila Rasulullah saw. sujud, direnggangkannya kedua sikunya dari rusuk, sehingga kelihatan putih ketiaknya. Dan apabila beliau duduk antara dua sujud dan pada tasyahud awal, beliau duduk tenang di atas pahanya yang kiri.”
Dalam Kitab Shahih Bukhari juga diriwayatkan (442): Berita dari Abdullah bin Malik bin Buhainah, bahwa apabila Nabi saw. sujud, direnggangkannya kedua lengannya (dari rusuknya) sehingga kelihatan putih ketiaknya.
Ingatlah, jangan menempelkan kedua siku ke bumi. Sebagaimana hadis yang disampaikan Anas dan diriwayatkan Bukhari dan Muslim (255): Rasulullah saw. bersabda: “Luruslah kalian dalam sujud dan janganlah seorang kalian melunjurkan kedua lengannya seperti anjing melunjurkan kaki depannya.”
Dengan lutut dan ujung telapak kaki yang menempel ke bumi, maka posisinya menungging, sebagaimana digambarkan dalam Kitab Shahih Sunan Abu Daud (899): Dari Ibnu Abbas r.a., dia berkata, “Aku pernah datang kepada Nabi saw. dari belakang beliau, lalu aku melihat putih kedua ketiak beliau, dan ketika beliau menungging (mengangkat perut dan membuka lengan waktu sujud), beliau telah merenggangkan antara kedua tangannya.”
Tentang ujung jari-jari kaki menghadap ke kiblat, simaklah hadis dalam Kitab Shahih Bukhari (452): Diceritakan oleh Muhammad bin Amr bin Atha, bahwasanya ia pernah duduk bersama beberapa orang sahabat Nabi saw. membicarakan perihal shalat Nabi saw.
Abu Humaid Saidi mengatakan, “Saya yang paling ingat di antara kamu tentang shalat Rasulullah saw. Ketika takbir, kulihat beliau mengangkat kedua belah tangan sampai setentang dengan bidang kedua bahunya.
Ketika ruku, diletakkannya kedua tapak tangannya di atas lututnya, dan diratakannya punggungnya.
Apabila beliau telah mengangkat kepala (bangkit) dari ruku, beliau berdiri tegak lurus, sehingga tulang punggung beliau kembali tegak lurus seperti biasa.
Ketika sujud, diletakkannya kedua tapak tangannya (ke bumi), tetapi lengannya tidak diletakkan, dan tidak pula dirapatkannya ke rusuk, dan ujung jari kakinya dihadapkannya ke kiblat.
Apabila beliau duduk sesudah dua rakaat, beliau duduk di atas kakinya yang kiri dan menegakkan telapak kakinya yang kanan.
Duduk pada rakaat yang akhir, beliau mengulurkan tapak kakinya yang kiri ke sebelah kanan dan ditegakkannya tapak kakinya yang (kanan) dan beliau duduk di pinggulnya.”
Masih maukah meniru teladan kita, Nabi Muhammad saw.? Seorang sahabat beliau yang dikenal zuhud terhadap dunia, Hudzaifah, merasa kecewa terhadap orang Islam yang tidak mencontoh keteladanan Nabinya, dalam Kitab Shahih Bukhari (443): Dia melihat seorang laki-laki yang tidak sempurna ruku dan sujudnya. Setelah orang itu selesai shalat, Hudzaifah berkata kepadanya, “Engkau tidak shalat. Kalau engkau mati, maka engkau mati bukan di dalam agama Muhammad saw.” (shalatdoasempurna)
Jadikan setiap perjanjian bisnis tidak mengkhianati perjanjian kita dengan
Allah
-
By Dana Anwari. Ketika masih berupa roh, manusia telah berjanji kepada
Tuhannya. Ia akan melaksanakan fitrah kemanusiaannya untuk menyungkur
bersujud menye...
1 comment:
Subhanallah gan ane baru tahu gan ane coba dlu gan thank's ya gan infonya gan
Post a Comment