Pengantar Buku Shalat adalah Doa yang Sempurna

Bismillahirrahmaanirahim. Mengapa aku menulis buku ini, dan mengapa kamu membaca buku ini, kendati kita sama-sama tahu: setelah kita memahami perintah Allah lalu kita tidak berusaha mengerjakannya, maka aku dan kamu termasuk orang-orang yang fakir dan kufur. Islam adalah agama Allah yang sempurna Kutulis buku ini, dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, karena aku sudah memiliki keyakinan bahwa Islam adalah agama-Nya yang sempurna. Islam adalah agama tauhid yang sempurna. Sebagaimana firman Tuhan dalam Al Quran surat Al Maidah ayat 3: “Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agama kamu, dan telah Ku-cukupkan kepada kamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam menjadi agama bagi kamu.” Begitulah bunyi firman Tuhan kepada Nabi Muhammad saw yang diwahyukan pada tanggal 9 Dzul Hijjah tahun ke 10 Hijrah ketika Rasulullah saw melaksanakan haji Wada’. Kali itu menjadi ibadah haji terakhir yang dilakukan Nabi Muhammad saw, karena 82 hari kemudian beliau wafat. Wada’ dapat berarti pamitan, berpisah atau meninggalkan. Pada hari itulah Allah swt menyatakan, melalui Nabi Muhammad saw, bahwa telah diajarkan kepada semua umat manusia prinsip-prinsip petunjuk agama-Nya yang sempurna bagi perjuangan hidup dan mati setiap hamba-Nya. Melalui jalan Islam: taat menjalankan perintah-Nya dan takut melanggar larangan-Nya-- sejatinya kebahagiaan hidup di dunia fana ini akan diraih. Dan kebahagiaan yang sempurna di dunia baqa, hidup sesudah kematian, bisa dicapai. Melalui jalan Islam, jihad Islam, berjuang sepenuh iman menegakkan ikrar: mengakui tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah -- dalam niat, kata, dan perbuatan, membuat kita bakal meraih kesuksesan hidup dengan keberuntungan-Nya. Anugerah kenikmatan dari Sang Maha Pencipta, Ya Allah ya Khaaliq, yang dilimpahkan-Nya kepada kita menjadi sempurna dengan petunjuk-Nya. Sebagaimana firman Tuhan dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 150: “Takutlah kepada-Ku. Dan agar Kusempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk.” Untukku agamaku yang juga merahmatimu Aku pun menghargai, serta tidak ingin konflik, dengan mereka yang berbeda keyakinan agama denganku. Selama tidak diusik kemerdekaanku untuk melaksanakan ibadahku, terutama ibadah shalat. Ibadah penyembahanku yang paling utama kepada Allah SWT (Subhanahu wa Ta’ala: Yang Maha Suci dan Maha Tinggi) sebagaimana diajarkan Nabi Muhammad SAW (Sallallahu Alaihi Wassalam: Semoga rahmat dan keselamatan dilimpahkan kepadanya). Ya Allah ya Rahmaan, Tuhan Yang Maha Murah Kasih. Agama Islam itu adalah rahmat Allah bagi seluruh alam semesta. Sebagaimana firman Tuhan dalam Al Quran surat Al Anbiya ayat 107: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Hai Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” Dan wahyu-Nya kepada Nabi Muhammad saw. juga rahmat dari Tuhan semesta alam untuk seluruh alam semesta. Sebagaimana firman-Nya dalam Al Quran surat As Sajadah ayat 2-3: “Turunnya Al Qur’an yang tidak ada keraguan padanya, (adalah) dari Tuhan semesta alam. Tetapi mengapa mereka (orang kafir) mengatakan: “Dia Muhammad mengada-adakannya”. Sebenarnya Al Qur’an itu adalah kebenaran (yang datang) dari Tuhanmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu; mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk.” Rahmat ke-Islam-an itu, rasa bermurah kasih atau rasa untuk berbagi kasih dalam Islam itu, termasuk juga diperuntukkan bagi mereka yang berbeda keyakinan agama denganku. Maka dengan perasaan ingin berbagi kasih itu, aku tergerak untuk menyampaikan kebaikan Islam, agama tauhid yang sempurna. Mengikuti keteladanan para nabi dan rasul, aku pun menyeru kepada kamu yang berbeda keyakinan agama denganku. Kuseru mereka yang beragama langit atau agama samawi: agama yang datangnya dari wahyu Allah melalui para nabi dan rasul-Nya. Kuseru mereka yang beragama bumi atau agama ardi: agama yang datangnya dari hasil pemikiran dan ciptaan budi daya manusia. Aku sekadar menyerukan ke jalan Islam kepadamu. Keputusannya ada di hatimu masing-masing. Semoga buku ini menjadi secercah cahaya yang menerobos pintu hati dan pikiranmu. Cahaya itu adalah hidayah agama Allah yang sempurna:Islam. Semoga Sang Pemilik Cahaya mampu menuntun --aku dan kamu yang membaca buku ini-- membuka pintu dan jendela lebih lebar lagi bagi masuknya cahaya hidayah Islam. Sehingga, kita dapatkan cahaya-Nya yang lebih luas dan lebih terang lagi. Prosa ini adalah sekadar pengantar untuk memahami Al Quran dan Hadis Nabi Muhammad saw. Buku ini baru mengutip sedikit kebenaran Al Quran dan Al Hadis. Bila ingin memperoleh lebih banyak lagi kebenaran wahyu-Nya yang hakiki, dan kebenaran-Nya yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw, silakan membacanya langsung dari Kitab Al Quran dan Kitab-kitab Al Hadis. Ya Allah ya Fattaah, Tuhanku Yang Maha Pembuka Hati. Hanya Engkaulah yang dapat mengubah keyakinan mereka terhadap agama-Mu yang sempurna. Semoga rahmat-Mu melimpah kepada mereka, sehingga terbukalah pintu hidayah agama-Mu di hati mereka. Semoga Engkau juga menjaga hidayah Islam di hatiku. Amin “(Ingatlah), hari di waktu Allah mengumpulkan para rasul,” kubaca firman Tuhan dalam Al Quran, surat Al Maidah ayat 109, “lalu Allah bertanya (kepada mereka): ‘Apa jawaban kaummu terhadap (seruan)mu?’ Para rasul menjawab: ‘Tidak ada pengetahuan kami (tentang itu); sesungguhnya Engkau-lah yang mengetahui perkara yang gaib’.“ Dan dalam surat 109 Al Kafirun ayat 1-6 Al Quran, Tuhanku mengajari Nabiku, Muhammad saw.: Katakanlah (hai Muhammad), “Hai orang-orang yang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu, dan untukkulah, agamaku.” Semoga kita tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang kafir. Semoga kita tidak menjadi orang-orang yang kufur. Siapakah orang-orang kufur itu? Yakni orang-orang yang mengingkari nikmat Allah yang telah mereka nikmati di dunia ini. Sebagaimana firman-Nya dalam surat Ibrahim ayat 34 Al Quran: “Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” Ya Allah ya Hasiib, Tuhanku Yang Maha Pembuat Perhitungan. Dia berkata dalam surat Al Nahl ayat 55 Al Quran: “Biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka; maka bersenang-senanglah kamu. Kelak kamu akan mengetahui (akibatnya).” Mengapa mereka disebut kufur? Karena mereka menolak hukum dan ketetapan Allah. Orang-orang ini bersikap fasik dan lalim, karena menukar dan memalsukan wahyu Tuhan dalam Kitab-Nya: Taurat, Injil, dan Al Quran-- demi kepentingan diri sendiri dan kelompoknya.. Ya Allah ya Waahid, Tuhanku Yang Maha Tunggal. Dia berkata dalam surat Al Maidah ayat 44-49 Al Quran: Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. Dan kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim. Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israil) dengan `Isa putera Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik. Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah aku kufur? Ya, bila aku menjadi bagian dari orang-orang yang tidak melakukan amal saleh atau perbuatan yang bernilai ibadah kepada-Nya. Ya Allah ya Adil, Tuhanku Yang Maha Adil. Dia berkata dalam surat ar Rumm ayat 44-45 Al Quran: Barangsiapa yang kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan barangsiapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan), agar Allah memberi pahala kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang ingkar. Rugikah menjadi kafir? Ya, orang-orang kafir telah membuktikan azab Allah karena mengingkari wahyu Allah yang disampaikan oleh nabi dan rasul Allah sejak Nabi Adam, nabi yang pertama hingga Nabi Muhammad saw, nabi dan utusan Allah yang terakhir. Ya Allah ya Mudzill, Tuhanku Yang Maha Menghinakan. Dia berkata dalam surat az Zumar ayat 25-26 Al Quran: Orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul), maka datanglah kepada mereka azab dari arah yang tidak mereka sangka. Maka Allah merasakan kepada mereka kehinaan pada kehidupan dunia. Dan sesungguhnya azab pada hari akhirat lebih besar kalau mereka mengetahui. Orang-orang kufur adalah orang-orang yang disiksa-Nya di dunia dan akan disiksa juga di akhirat tanpa pertolongan-Nya. Ya Allah ya Muntaqim, Tuhanku Yang Maha Penuntut Balas dan Penyiksa. Dia berkata dalam surat Ali Imran ayat 56 Al Quran: “Adapun orang-orang yang kafir, maka akan Ku-siksa mereka dengan siksa yang sangat keras di dunia dan di akhirat, dan mereka tidak memperoleh penolong.” Siapa saja yang termasuk kufur? Yakni orang-orang yang memeluk agama-Nya, yang mempelajari ajaran Islam tapi merasa terbelenggu dengan ajaran Islam, karena belum ikhlas tunduk, patuh dan taat kepada-Nya. Padahal agama Islam diperuntukkan bagi keselamatan hidupnya sendiri, dikala kita rida kepada Allah dan Allah pun rida kepada kita. Ya Allah ya Haadii, Tuhanku Yang Maha Pemandu, Dia berfirman dalam Al Quran surat Ali Imran ayat 7-12: “Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat {1} itulah pokok-pokok isi Al Qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat {2}. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (Mereka berdo`a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya". Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka, (keadaan mereka) adalah sebagai keadaan kaum Fir`aun dan orang-orang yang sebelumnya; mereka mendustakan ayat-ayat Kami; karena itu Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan Allah sangat keras siksa-Nya. Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: "Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka Jahannam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya". Lalu siapakah yang disebut fakir? Yakni kita yang merasa kecewa kepada Sang Maha Disembah dan Yang Maha Terpuji, karena hidup kita masih merasa tersiksa, terhina, tidak tentram dan tidak bahagia di dunia ini, meskipun kita sudah kaya harta maupun masih sedikit hartanya. Ya Allah ya Qudduus, Tuhan adalah Dzat Yang Maha Suci. Dia tiada cela. Dia bukan tempat melampiaskan rasa kecewa. Tiada perasaan tersiksa, terhina, dan tidak bahagia yang ditimpakan-Nya tanpa manfaat bila kita mampu mengungkap hikmahnya. Kendati kita sudah pandai berkata-kata: “Ya Allah ya Qudduus, Tuhan adalah Dzat Yang Maha Suci. Dia tiada cela. Dia bukan tempat melampiaskan rasa kecewa. Tiada perasaan tersiksa, terhina, dan tidak bahagia yang ditimpakan-Nya tanpa manfaat bila kita mampu mengungkap hikmahnya”, tetapi sesungguhnya kita masih sering kesulitan menterjemahkan kata-kata itu di dalam perbuatan kita. Mungkin memang itulah hidup. Ada salah dan khilaf yang mewarnai pemahaman dan pelaksanaan kebenaran Allah oleh kita. Terkadang kita belum tahu persis apakah kebenaran kita sudah betul-betul benar, sehingga kita berjalan dengan meraba-raba, bahkan tak jarang nekad menerjang demi segera merengkuh kesenangan yang diidam-idamkan. Terkadang di kala kita sudah tahu bahwa kebenaran kita harus bertumpu kepada kebenaran-Nya, seringkali kita pun menjadi enggan mempraktekkannya akibat merasa terkungkung dengan perintah dan larangan-Nya, kurang sabar atau terlena oleh nikmat “kemalasan beragama”. Mungkin kita memang masih termasuk orang-orang yang fakir: miskin pengetahuan ajaran agama-Nya yang sempurna. Lalu kefakiran itu membuat kita menjadi kufur: pengetahuan yang masih sedikit --atau pemahaman yang salah kaprah-- tentang ajaran agama-Nya menyebabkan kita justru mengingkari kebenaran-Nya. Sehingga Allah menimpakan “perasaan tersiksa, terhina, tidak tentram dan tidak bahagia” itu, agar kita lebih terbangun. Bangun mendayagunakan akal dan mendayagunakan hati dengan segenap indra meraih hidayah agama-Nya, yakni agama tauhid yang sempurna, agama Islam. Bukankah Tuhan kita telah mengingatkan dalam Al Quran surat Ar Rad ayat 11: Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. Bukankah Tuhan kita telah mengingatkan dalam Al Quran surat Thaha ayat 124: “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. Bukankah Tuhan kita telah mengingatkan dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 217: “Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” Jadikanlah diri kita sebagai orang Islam yang mendirikan shalat Mari kita berdoa agar iman Islam yang kita yakini adalah ajaran Islam sebagaimana yang Allah swt kehendaki kepada umat Nabi Muhammad saw. Semoga kita semua selalu ingat firman Allah swt. di surat Al Baqarah ayat 208 Al Quran: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. Semoga kita menjadi orang Islam yang diingini Allah, masuk ke dalam Islam secara menyeluruh, tidak fakir ilmu-Nya. Karena hanya dengan begitu, insyaallah, kita terhindar dari jebakan setan: masuk ke dalam lubang kemunafikan, kemusyrikan dan kekafiran. Shalat adalah pekerjaan yang mencerminkan hakekat menuju cita-cita kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sungguh suatu kesalahan besar bila menyangka mendirikan shalat itu adalah suatu kesia-siaan; yang benar, tidak mengerjakan shalat adalah suatu kemalasan. Malas memikirkan sebab-sebab Allah memerintahkan manusia shalat. Malas memahami ajaran Nabi Muhammad saw. yang mengajarkan tata cara shalat. Malas mendaya gunakan akal dan malas menciptakan peluang bagi hati agar mampu menerima cahaya hidayah Islam. Bagiku, shalat adalah doaku yang sempurna. Hatiku berdoa. Mulutku mengucapkan doa. Dan seluruh anggota tubuhku pun berdoa. Seluruh jiwa dan ragaku berdoa. Jiwaku meyakini bahwa tanpa kehadiran Allah dalam hidup dan kehidupanku, aku tidak akan seperti yang sekarang ini. Dan insya Allah, aku dan setiap orang yang melakukan shalat, akan dibawa-Nya kepada sejatinya kebahagiaan: damai, sejahtera dan selamat-- di dunia dan di akhirat. Perintah mendirikan shalat datang dari Allah, Sang Maha Pencipta, Ya Allah ya Khaaliq. Dia Maha Pencipta Tiada Tara, Ya Allah ya Badii’. Dia Ma-ha Terpuji, Ya Allah ya Hamiid. Dia Maha Suci tanpa cela, Ya Allah ya Qudduus. Dia Maha Berpengetahuan, Ya Allah ya Aliim. Dia Maha Terhor-mat, Ya Allah ya Mu’izz. Dia Maha Luhur, Ya Allah ya Jaliil. Dia Maha Mulia, Ya Allah ya Kariim. Dia Maha Pemberi Keberuntungan, Ya Allah ya Naafi’. Tidaklah shalat yang diperintahkan-Nya itu suatu pekerjaan yang sia-sia. Mari bersama kita kuak hikmahnya! Tiada kesempurnaan dalam diriku dan dirimu selama kita masih berupa dzat yang bernama manusia. Kesempurnaan hanya milik Dzat Yang Maha Sempurna, Allah Yang Maha Esa. Mari kita saling berbagi ilmu-Nya Yang Maha Sempurna. Mari minta pertolongan dari Yang Maha Sempurna, Tuhan kita, Allah swt. Sebagaimana firman-Nya di surat Al Baqarah ayat 45 Al Quran: Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. Semoga keridaan kita untuk selalu melakukan doa yang sempurna: shalat-- mampu membuat Dia rida kepada kita. Aamiin ya Rabbal allamiin. (Dana Anwari)

No comments:

Shalat is Perfect Prayer

SUCCESS LINK