Ingin kureguk manisnya iman setelah Tuhan menjadikanku sebagai orang Islam, dan Nabi Muhammad saw. menyelamatkanku dengan ajaran-Nya

Aku telah menjadi Islam ketika berikrar syahadat: Tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah Rasul Allah-- lalu kupatuhi perintah Allah swt. dalam Al Quran dan kuikuti ajaran Nabi Muhammad saw. dalam Haditsnya. Bagaimana merasakan manisnya syahadat? Sebagai orang yang kepingin terus mereguk manisnya iman Islam, aku senantiasa meneguhkan keyakinan imanku atas eksistensi Tuhanku, Ya Allah ya Hayyu, Tuhan Yang Maha Hidup. Dan, kuteguhkan keyakinan Islamku: tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah Rasul Allah. Lekat di benakku ucapan Nabiku, Muhammad saw. yang dipaparkan Anas bin Malik, dalam kitab hadis riwayat Bukhari dan Muslim (24): Nabi Muhammad saw. bersabda: “Ada tiga hal yang barang siapa mengamalkannya, maka ia dapat menemukan manisnya iman, yaitu orang yang lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya daripada yang lain, mencintai orang lain hanya karena Allah, tidak suka kembali ke dalam kekufuran (setelah Allah menyelamatkannya) sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam neraka.” Lekat pula di benakku wahyu Tuhanku dalam Al Quran surat Al Ma’arij ayat 32-35: “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itu (kekal) di surga lagi dimuliakan.” Konsekuensi dari persaksian syahadat adalah tidak bolehnya aku menyembunyikan kebenaran-Nya. Sebagaimana ditegaskan dalam firman Tuhan di surat Al Baqarah ayat 283: “Janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Syahadat adalah persaksian dan perjanjian kita, atas keyakinan kita, terhadap Allah, Tuhan yang tanpa sekutu. Janganlah kita rusak persaksian itu setelah kita meneguhkannya. Janganlah kita ingkari setelah kita mengikrarkan janji, Ingatlah peringatan Allah dalam surat Ar Radu ayat 19-21 Al Quran: “Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran, (yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian, dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.” Bagaimana menggapai rida Allah swt. dan syafaat Rasulullah saw? Aku percaya, taat dan patuh kepada wahyu Allah yang diantarkan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw. Wahyu itu dikumpulkan di jaman Khalifah Abu Bakar dan dijadikan lembaran Kitab Suci Al Quran oleh sahabat Nabiku, Umar bin Khaththab yang dikenal sebagai al-Faruq: orang yang Allah berikan kemampuan memisahkan dan membedakan antara yang hak dan yang batil. Dan aku taat dan patuh kepada ketauladanan Nabi Muhammad saw. yang ajarannya, tutur katanya dan kisah perbuatannya diriwayatkan oleh keluarga dan para sahabatnya. Ajaran Nabiku itu lalu dikumpulkan dan disusun dalam Kitab-kitab Hadis oleh Imam Bukhari berjudul Shahih al-Bukhari, oleh Imam Muslim berjudul Shahih Muslim, oleh Imam Abu Daud berjudul Shahih Sunan Abu Daud, oleh Abu Isa Muhammad at Tirmidzi berjudul Shahih Sunan Tirmidzi, oleh Imam Malik berjudul Al-Muwatta, oleh Imam Nasa’i berjudul Shahih Sunan Nasa’i, dan oleh Imam ad-Darimi berjudul Sunan ad-Darimi, serta kitab-kitab hadis lainnya. Dengan adanya kitab-kitab hadis Nabi Muhammad saw. di rumahku, serasa Nabi Muhammad saw. hadir di tengah-tengah keluargaku. Nabiku menjadi tempat bertanya bagi setiap masalah yang aku dan keluargaku hadapi. Dan Nabi Muhammad saw. serasa langsung menjawab pertanyaanku dan keluargaku ketika kami membuka kitab riwayat hadisnya dan membaca isinya serta memahami hikmahnya.” Insya Allah, aktivitas hidupku dan keluargaku senantiasa kusandarkan kepada wahyu Tuhanku dalam Al Quran. Lalu, kusandarkan juga kepada keteladanan Nabiku, Muhammad saw. Karena, aku berharap cintaku kepada “tiada Tuhan selain Allah” akan dibalas dengan rida-Nya, Karena, aku juga berharap cintaku kepada “Muhammad adalah Rasul Allah” akan dibalas dengan syafaat Nabiku. Rida Allah terbesar kepada hamba-Nya adalah anugerah surga-Nya kelak. Maka ingatlah firman-Nya dalam Al Quran surat At Taubah ayat 59: Jika mereka sungguh-sungguh rida dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata: “Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebahagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah”, (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka). Simak pula Al Quran surat Al Bayyinah ayat 8: Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. Lalu mengapa kita tidak melakukan pekerjaan yang didasarkan keridaan kita kepada Allah, sehingga Allah pun rida kepada kita? Apakah Syafaat Nabi Muhammad saw? Vonis masuk neraka bagi seorang hamba karena timbangan amal buruknya lebih berat dibandingkan amal baiknya bisa saja dibatalkan jika ia mendapatkan syafaat dari Nabi Muhammad saw, yang berbentuk keringanan atau kebebasan dari hukuman Allah swt. Namun syafaat hanya akan diperoleh seorang hamba Allah dari Rasulullah saw jika Allah swt mengizikannya. Sebagaimana tercantum dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 255: Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. Dengan syafaat, orang yang seharusnya masuk neraka bisa selamat, atau orang yang sudah masuk neraka akan dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan ke surga-Nya. Bagaimana cara taati Allah swt. taati Rasulullah saw? Akhlak Nabiku adalah Al Quran, yang ia ditugaskan Tuhanku untuk menjelaskan wahyu-Nya baik lisan maupun perbuatan kepada seluruh umat manusia. Seperti perintah Tuhan dalam Al Quran surat Al Nahl ayat 44: “Dan Kami turunkan kepadamu (Hai Muhammad) Al Qur’an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan,” Jadikanlah diri kita orang yang taat kepada Allah. Seperti diamanatkan firman-Nya dalam Al Quran surat Al Anfal ayat 20-22: “Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling daripada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya), dan janganlah kamu menjadi sebagai orang-orang (munafik) yang berkata: ‘Kami mendengarkan, padahal mereka tidak mendengarkan.’ Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apa pun.” Masih kurang yakin dengan ajaran Nabiku? Bacalah wahyu-Nya, bacalah surat An Najm ayat 2-4 Al Quran: “Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” Dan, bacalah surat Al Hasyr ayat 7 Al Quran: “Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah.” Dan bacalah, surat An Nisa ayat 80 Al Quran: “Barang siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah.” Dan bacalah juga surat An Nisa ayat 59 Al Quran: “Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” Semoga kita menjadi orang-orang pilihan yang dibukakan pintu hatinya menerima hidayah agama Islam. Sehingga, diri ini mendapatkan pencerahan dari Sang Maha Cahaya, Ya Allah ya Nuur. Sebagaimana firman-Nya dalam surat Az Zumar ayat 22 Al Quran: “Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” Bagaimana caranya bisa senang menghadapi kematian? Semoga aku wafat dalam kerinduan yang dalam kepada Tuhanku Yang Maha Hidup, Ya Allah ya Hayyu. Semoga kematianku memupuskan rinduku kepada Allah. “Barang siapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Begitu kubaca surat Al Ankabut ayat 5 Al Quran. Aku senang bertemu Tuhanku, Tuhan yang selama ini kucari di tengah kerinduanku. Hanya dari-Nya kudapatkan sejatinya rasa kasih dan sayang, Ya Allah ya Rahmaan, Ya Allah ya Rahiim. Hanya dari-Nya kurasakan sejatinya kedamaian dan cinta, Ya Allah ya Salaam, Ya Allah ya Waduud. Hanya dari-Nya kuharapkan sejatinya keadilan dan kebijaksanaan, Ya Allah ya Adil, Ya Allah ya Hakiim. Hanya dari-Nya kumohonkan sejatinya pertobatan dan belas kasih, Ya Allah ya Tawwaab, Ya Allah ya Ra’uuf. Semoga aku menjadi umat Nabi Muhammad saw. yang wafat sesuai dengan yang diajarkan Nabiku. Sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim (1545): Aisyah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Barang siapa yang menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah akan menyukai pertemuan dengannya. Dan barang siapa yang tidak menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah tidak akan menyukai pertemuan dengannya.” Aku bertanya: Wahai baginda, bagaimana dengan kebencian terhadap kematian karena semua kita membenci kematian? Beliau menjawab: “Bukan begitu, tetapi seorang mukmin apabila diberi kabar gembira dengan rahmat Allah, keridaan dan surga-Nya, maka dia akan senang bertemu dengan Allah dan Allah akan senang bertemu dengannya. Dan sesungguhnya orang kafir apabila diberitahukan tentang siksaan serta kemurkaan Allah, maka dia akan membenci pertemuan dengan Allah sehingga Allah pun akan membenci pertemuan dengannya.” Ingatlah firman Tuhan kita, Allah swt. yang diwahyukan kepada nabi kita Muhammad saw. dalam Kitab Al Quran surat Al Kahfi ayat 110: Katakanlah (Hai Muhammad): “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa”. Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya”. (Dana Anwari)

No comments:

Shalat is Perfect Prayer

SUCCESS LINK