Apakah Rukun Islam memberatkan? Menurut Nabiku, Muhammad saw., keagungan agama-Nya ditegakkan di atas lima pilar: bersyahadat, ibadah shalat, berzakat, berpuasa, dan ibadah haji. Sebagaimana hadis riwayat Anas bin Malik, seorang yang dididik layaknya anak sendiri oleh Nabi Muhammad saw., dan dicatat oleh Bukhari dan Muslim (4): Anas berkata: Kami dilarang bertanya kepada Rasulullah saw. tentang sesuatu. Yang mengherankan kami bahwa seorang badui yang beradab mengajukan pertanyaan kepada beliau dan kami mendengarkan. Suatu hari datang seorang Badui, lalu berkata: “Wahai Muhammad, utusanmu telah datang kepada kami, ia mengatakan bahwa engkau menyatakan bahwa Allah telah mengutusmu.” Rasulullah saw. menjawab: “Benar.” Orang itu bertanya: “Kalau begitu, siapakah yang menciptakan langit?” Rasulullah saw. menjawab: “Allah.” Orang itu bertanya: “Siapakah yang menciptakan bumi?” Rasulullah saw. menjawab: “Allah.” Orang itu bertanya: “Siapakah yang menegakkan gunung-gunung ini dan menjadikan sebagaimana adanya?” Rasulullah saw. menjawab: “Allah.” Orang itu berkata: “Demi Zat yang telah menciptakan langit, menciptakan bumi dan menegakkan gunung bahwa Allah-lah yang mengutusmu?” Rasulullah saw. menjawab: “Ya.” Orang itu berkata: “Utusanmu mengatakan bahwa kami wajib mengerjakan shalat lima waktu dalam sehari semalam.” Rasulullah saw. menjawab: “Benar.” Orang itu berkata: “Demi Zat yang mengutusmu, apakah Allah yang memerintahkanmu?” Rasulullah saw. menjawab: “Benar.” Orang itu berkata: “Utusanmu mengatakan, bahwa kami wajib mengeluarkan zakat harta kami.” Rasulullah saw. menjawab: “Benar.” Orang itu bertanya: “Demi Zat yang mengutusmu, apakah Allah yang memerintahkanmu?” Rasulullah saw. menjawab: “Ya.” Orang itu berkata: “Utusanmu juga mengatakan bahwa kami diwajibkan puasa pada bulan Ramadan.” Rasulullah saw. menjawab: “Benar.” Orang itu bertanya: “Demi Zat yang mengutusmu, apakah Allah yang memerintahkanmu?” Rasulullah saw. menjawab: “Ya.” Orang itu berkata: “Utusanmu mengatakan pula bahwa kami wajib menunaikan ibadah haji ke Baitullah, jika mampu.” Rasulullah saw. menjawab: “Benar.” Kemudian orang itu pergi, seraya berkata: “Demi Zat yang mengutusmu dengan membawa kebenaran, aku tidak akan menambahkan atau mengurangi semua apa yang telah engkau terangkan.” Mendengar itu, Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya jika benar apa yang diucapkan, ia akan masuk surga.” Syahadat Dua kalimat syahadat adalah ketaatan yang ikhlas kepada “tiada Tuhan selain Allah” dan kepada “Muhammad, Rasul Allah”. Ketaatan dan kepatuhan yang ikhlas bersyahadat dalam niat, lisan dan perbuatan sungguh-sungguh menguntungkan diri sendiri. Bacalah dalam kitab hadis Bukhari dan Muslim (16): Anas bin Malik berkata: Rasulullah saw. dan Muaz bin Jabal berboncengan di atas tunggangan. Rasulullah saw. bersabda: “Hai Muaz.” Muaz menyahut: “Ya, wahai utusan Allah, aku siap menerima perintah.” Rasulullah saw. memanggil lagi: “Hai Muaz.” Muaz menjawab: “Ya, wahai utusan Allah, aku siap menerima perintah.” Sekali lagi Rasulullah saw. memanggil: “Hai Muaz.” Muaz menjawab: “Ya, wahai utusan Allah, aku siap menerima perintah.” Rasulullah saw. bersabda: “Setiap hamba yang bersaksi bahwa: Tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, maka Allah mengharamkan api neraka atasnya.” Muaz berkata: “Wahai Rasulullah, bolehkah aku memberitahukan hal ini kepada orang banyak agar mereka merasa senang?” Rasulullah saw. bersabda: “Kalau engkau kabarkan, mereka akan menjadikannya sebagai andalan.” Shalat Ibadah shalat adalah suatu peluang dari Allah kepada kita untuk mendapatkan petunjuk dan bimbingan-Nya menjauhi kekejian dan kemungkaran sekaligus menghapuskan salah dan khilaf yang sudah kita lakukan. Bacalah hadis riwayat Abdullah bin Masud, seorang penghapal Al Quran yang langsung mendengarkan ayat-ayatnya dari Nabi Muhammad saw., dalam kitab hadis Bukhari dan Muslim (48): Abdullah bin Masud berkata: Aku pernah bertanya kepada Rasulullah saw.: “Pekerjaan manakah yang paling utama?” Beliau menjawab: “Shalat pada waktunya.” Aku bertanya lagi: “Kemudian apa?” Beliau menjawab: “Berbakti kepada kedua orang tua.” Kembali aku bertanya: “Kemudian apa?” Beliau menjawab: “Berjuang di jalan Allah.” Aku tidak bertanya lagi kepada beliau untuk menjaga perasaan beliau. Zakat Ibadah sedekah yang diwajibkan atas harta dan kemampuan yang kita miliki. Sungguh suatu kebahagiaan di kala kita melihat kebahagiaan orang lain yang kita bantu dari kesulitannya. Bacalah hadis riwayat Abu Hurairah, sahabat Nabi Muhammad saw. yang kerap mendampinginya, dalam Kitab Shahih Bukhari (740): Rasulullah saw. bersabda: Setiap hari dua malaikat turun dari langit; satu di antaranya berkata, “O, Allah! Gantilah bagi setiap orang yang pemurah karena-Mu.” Dan yang lain berkata, “O, Allah! Musnahkanlah harta setiap orang yang menahan-nahan (hartanya, tidak mau bersedekah).” Puasa Ibadah puasa melatih diri agar hawa nafsu kita menjadi hawa nafsu yang dirahmati Allah. Sehingga tubuh menjadi sehat dengan makan minum teratur. Lebih sabar dan tak mudah marah. Hati dan pikiran lebih jernih menata hidup meraih keberuntungan-Nya. Bacalah hadis riwayat Sahal bin Saad, yang catatan hadisnya banyak diriwayatkan oleh putra-putranya, dalam kitab hadis Bukhari dan Muslim (643): Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat pintu yang bernama Rayyan. Orang-orang yang berpuasa akan masuk lewat pintu itu pada hari kiamat. Tidak ada orang selain mereka yang masuk bersama mereka. Ditanyakan: Di mana orang-orang yang puasa? Kemudian mereka masuk lewat pintu tersebut dan ketika orang yang terakhir dari mereka sudah masuk, maka pintu itu ditutup kembali dan tidak ada orang yang akan masuk lewat pintu itu.” Berhaji Wisata ibadah melakukan napak tilas perjuangan Nabi Ibrahim, bapak para nabi, dan keluarganya, termasuk Nabi Muhammad saw. Serta, mendekatkan diri dengan Baitullah, tempat ibadah yang pertama di bangun di bumi, lalu shalat dan memanjatkan doa sepuas-puasnya hingga dada semakin penuh dengan kebahagiaan iman. Bacalah hadis riwayat Abu Hurairah, dalam kitab hadis Bukhari dan Muslim (765): Rasulullah saw. telah bersabda: “Barang siapa datang (haji) ke Baitullah ini lalu tidak berbicara kotor dan tidak berbuat maksiat, maka ia akan kembali seperti ketika dilahirkan oleh ibunya.” Bagaimana mengagungkan agama Islam? Menurut Nabiku, Muhammad saw., agama Islam itu mudah dan jangan diberat-beratkan. Jika agama Islam itu dipersulit, maka akan memberatkan pemeluknya untuk melaksanakan perjuangan ibadah di jalan Allah atau jihad mengagungkan nama Allah. Kerjakanlah ibadah sebagaimana mestinya. Kata kuncinya cukup keikhlasan mematuhi perintah-Nya dan keikhlasan mengikuti ajaran Nabi-Nya. Abu Hurairah ra., yang didoakan Nabi Muhammad saw. agar selalu hafal hadis-hadis yang diberikannya, meriwayatkan dalam Kitab Shahih Bukhari (33): Nabi saw. bersabda: “Sesungguhnya agama (Islam) itu ringan. Barangsiapa memperberat-berat, maka dia akan dikalahkan oleh agama. Oleh karena itu kerjakanlah (agama itu) menurut mestinya, dan gembiralah (karena akan memperoleh pahala), serta beribadahlah pada waktu pagi, petang dan sebagian malam.” Bagaimana cara teguhkan Syahadat? Ikhlaslah mematuhi perintah-Nya dan ikhlaslah mengikuti ajaran Nabi-Nya. Bila ingin terus bisa bersikap ikhlas, camkanlah terus kalimat syahadat di kepala dan dada. Maka, jangan pernah lupakan syahadat. Bacaan syahadat ada di dalam bacaan shalat. Maka, jangan lupa mendirikan shalat. Sebagaimana dapat dibaca dalam Kitab Al Quran surat At Taubah ayat 91: “Tiada dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang lemah, atas orang-orang yang sakit dan atas orang-orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan, apabila mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada jalan sedikit pun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” Bagaimana bila lupa Shalat? Bacalah hadis riwayat Anas bin Malik, yang sejak kecil diserahkan ibunya untuk membantu Nabi Muhammad saw., dalam kitab hadis Bukhari dan Muslim (365): Rasulullah saw. bersabda: “Barang siapa yang lupa shalat, maka hendaklah melakukannya ketika ia ingat. Tidak ada kifarat baginya kecuali hanya segera melaksanakannya” Bagamana bila lupa Puasa? Bacalah hadis riwayat Abu Hurairah, dalam kitab hadis Bukhari dan Muslim (645): Rasulullah saw. bersabda: “Barang siapa lupa bahwa ia sedang berpuasa, sehingga ia makan atau minum, maka hendaklah ia meneruskan puasanya, karena sesungguhnya ia telah diberi makan dan minum oleh Allah.” Bagaimana bila tidak mampu Berzakat? Zakat adalah sedekah yang diwajibkan atas orang-orang yang diberikan kelebihan oleh Allah. Bacalah hadis riwayat Abu Musa ra., seorang sahabat Nabiku yang dikenal merdu melantunkan ayat-ayat suci Al Quran, dalam kitab hadis Bukhari dan Muslim (540): Nabi saw.bersabda: “Setiap muslim wajib bersedekah.” Ditanyakan: “Apa pendapatmu jika ia tidak mempunyai sesuatu (untuk bersedekah)?” Rasulullah saw. bersabda: “Dia bekerja dengan kedua tangannya, sehingga ia dapat memberi manfaat dirinya dan bersedekah.” Ditanyakan pula: “Apa pendapatmu, jika ia tidak mampu?” Rasulullah saw. bersabda: “Dia dapat membantu orang dalam keperluan mendesak.” Ditanyakan lagi: “Apa pendapatmu, bila tidak mampu?” Rasulullah saw. bersabda: “Dia dapat memerintahkan kebaikan.” Masih ditanyakan lagi: “Apa pendapatmu jika ia tidak melakukannya?” Rasulullah saw. bersabda: “Dia dapat menahan diri dari berbuat kejahatan, karena itu adalah sedekah.” Bila mampu, bolehkah berhaji setiap tahun? Bacalah hadis riwayat Abu Hurairah, dalam kitab hadis Bukhari dan Muslim (753): Abu Hurairah berkata: Rasulullah pernah berpidato di hadapan kami, beliau berkata: “Wahai manusia! Sesungguhnya Allah telah mewajibkan ibadah haji atas kamu sekalian, maka berhajilah!” Seorang lelaki bertanya: “Apakah setiap tahun, wahai Rasulullah?” Beliau diam tidak menjawab. Sehingga lelaki itu mengulangi pertanyaannya sampai tiga kali. Rasulullah saw. kemudian menjawab: “Jika aku katakan ‘ya’, niscaya akan wajib setiap tahun dan kamu sekalian tidak akan mampu melaksanakannya.” Beliau melanjutkan: “Biarkanlah apa yang telah aku katakan kepada kamu sekalian! Sesungguhnya umat-umat sebelum kamu telah binasa karena mereka banyak bertanya dan berselisih dengan nabi-nabinya. Maka apabila aku memerintahkan sesuatu kepada kamu sekalian, laksanakanlah sesuai dengan kemampuanmu dan jika aku melarang sesuatu kepada kamu sekalian, janganlah kamu kerjakan!” Bagaimana agar tidak menjadi pendusta agama Allah? Nabi Muhammad saw. pun mengingatkan kepada umatnya agar bersikap waspada terhadap orang-orang yang mengaku sebagai utusan Allah. Mereka menambah-nambahi atau mengurang-ngurangi ajaran Islam. Sehingga, ajaran Islam tidak dikerjakan sebagaimana mestinya seperti yang diajarkan Nabi Muhammad saw. Ikrar syahadat pun menjadi kehilangan makna. Dikatakannya dalam kitab hadis Bukhari dan Muslim (1661): Hadis riwayat Abu Hurairah : Dari Nabi saw., beliau bersabda: “Kiamat tidak akan terjadi sebelum dibangkitkan dajjal-dajjal pendusta yang berjumlah sekitar tiga puluh, semuanya mengaku bahwa ia adalah utusan Allah.” Nabiku, Muhammad saw. menegaskan dalam hadisnya, bahwa dirinya adalah nabi dan rasul Allah terakhir. Sehingga, janganlah mudah terkecoh dengan orang-orang yang mengaku sebagai nabi atau rasul setelah Nabi Muhammad saw. wafat hingga hari kiamat datang. Sebagaimana diriwayatkan Jabir ra. dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim (1316): Nabi saw. bersabda: “Perumpamaanku dengan para nabi, adalah seperti perumpamaan seseorang yang membangun sebuah rumah. Dia menata dengan bagus dan sempurna. Kecuali masih ada satu tempat bata. Banyak orang masuk kedalam bangunan tersebut dan mengaguminya seraya berkata: Kalau seandainya bukan karena tempat bata itu (masing kosong), maka akan jauh lebih bagus. Selanjutnya Rasulullah saw. bersabda: Aku adalah yang (diibaratkan) sebagai bata tersebut. Aku datang sekaligus sebagai penutup para nabi-nabi “ Bahkan Tuhan Yang Maha Menghidupkan, Ya Allah ya Muhyii pun menegaskan dalam firman-Nya bahwa Nabi Muhammad saw. adalah penutup para nabi. Itu tertera di surat Al Ahzab ayat 40 Al Quran : “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” Jagalah diri kita dari hasutan para nabi palsu dan dari orang-orang yang mengaku sebagai utusan Allah, wali Allah, atau keturunan Nabi Muhammad saw. Hati-hatilah bila mereka justru menyesatkan kita dengan ajaran Islamnya bila ajaran mereka tidak seperti ajaran Islam-Nya Nabi Muhammad saw. Apakah Syafaat Rasulullah saw itu? Hanya Nabi Muhammad saw. dan para nabi pilihan Allah saja yang dapat memberikan kita syafaat di hari kiamat. Itu pun bila kita taat mengikuti ajaran hidayah agama-Nya. Syafaat itu adalah doa dan pertolongan para Nabi kepada umatnya yang dikabulkan Tuhan. Sebagaimana sabda Nabiku, Muhammad saw. yang diriwayatkan Anas bin Malik oleh Bukhari dan Muslim (110): “Setiap nabi mempunyai doa yang digunakan untuk kebaikan umatnya. Sesungguhnya aku menyimpan doaku sebagai syafaat bagi umatku pada hari kiamat.” “Dan jagalah dirimu dari (‘azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikit pun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa‘at dan tebusan daripadanya, dan tidaklah mereka akan ditolong,” begitu peringatan Allah kepada kita dalam surat Al Baqarah ayat 48 Al Quran. Hari Kiamat, apakah hari Kiamat itu? Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?,” begitu kata Nabiku membacakan firman Tuhan dalam surat Al Qariah ayat 1-11, “Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran, dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas.” Dan Nabi kita, Nabi Muhammad saw. bermaksud mencegah dan menahan umat manusia tidak tersentuh api neraka. Sebagaimana hadis riwayat Bukhari dan Muslim yang dipaparkan Abu Hurairah (1314): Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya perumpamaanku dan umatku adalah seperti seorang yang menyalakan api yang mengakibatkan binatang-binatang melata dan nyamuk terperangkap ke dalam api tersebut. Aku sudah berusaha memegang ikat pinggang kalian namun kalian malah menceburkan diri ke dalamnya.” Bagaimanakah Persaudaraan dalam Islam? Islam mengajarkan persaudaraan di dunia dan akhirat. Persaudaraan Islam saling menyeru kepada kebenaran-Nya. Persaudaraan Islam saling menebarkan kasih sayang. Saling menebarkan pupuk keimanan. Sekecil apa pun benih iman yang bersemi akan tumbuh subur menghiasi jiwa dengan keindahan-Nya. Peliharalah iman Islam. Itu adalah modal meraih keberuntungan-Nya. Sebagaimana diceritakan Nabi kita, Muhammad saw. dan kubaca di Kitab Shahih Sunan Ibnu Majah (51-61): Dari Abu Sa’id Al Khudri, dia berkata: Rasulullah saw. bersabda, “Apabila Allah telah melepaskan orang-orang beriman dari neraka dan mereka sudah merasa aman, maka perdebatan salah seorang di antara kalian kepada temannya sewaktu di dunia dalam mempertahankan kebenaran tidak lebih seru dari perdebatan orang-orang beriman terhadap Tuhan mereka dalam membela saudara-saudara mereka yang dimasukkan Allah ke dalam neraka.” Beliau melanjutkan, “Maka mereka berkata, ‘Ya Tuhan kami, mereka itu saudara-saudara kami yang mengerjakan shalat bersama kami, berpuasa bersama kami dan menunaikan ibadah haji bersama kami, mengapa Engkau masukkan mereka ke dalam neraka?’ Allah berfirman, ‘Pergilah kamu sekalian dan keluarkanlah siapa saja di antara mereka yang kamu kenal!’ Kemudian mereka pun mendatangi saudara-saudara mereka yang dimasukkan ke dalam neraka dan mengenali mereka dari wajah-wajah mereka, wajah mereka tidak termakan api. Di antara mereka ada yang termakan api hingga pertengahan betis, ada yang termakan api hingga tumit kakinya, dan akhirnya mereka mengeluarkan saudara-saudara mereka ketika di dunia itu sambil berkata, ‘Ya Tuhan kami, telah kami keluarkan orang-orang itu seperti yang telah Engkau perintahkan kepada kami.’ Kemudian Allah berfirman, ‘Keluarkanlah siapa saja yang di dalam hatinya terdapat iman seberat sekeping dinar, kemudian siapa saja yang di dalam hatinya terdapat iman seberat biji sawi’.” Abu Sa’id berkata: Barangsiapa tidak percaya, maka hendaklah dia membaca ayat An Nisa:40, “Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.” Islam adalah keberuntunganku. Dengan memeluk agama Islam, aku termasuk orang-orang yang beruntung berada dalam persaudaraan Islam. Bersama mengumpulkan bekal menghadapi kehidupan di akhirat. Kuciptakan harmoni kehidupanku dengan wahyu Tuhanku Yang Maha Pencipta Tiara Tara, Ya Allah ya Badii’, yang disampaikan kepada Nabiku, Nabi penghabisan, Muhammad saw. Sebagaimana Tuhanku berfirman dalam Al Quran surat Ali Imran ayat 85: “Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Dana Anwari)
Jadikan setiap perjanjian bisnis tidak mengkhianati perjanjian kita dengan
Allah
-
By Dana Anwari. Ketika masih berupa roh, manusia telah berjanji kepada
Tuhannya. Ia akan melaksanakan fitrah kemanusiaannya untuk menyungkur
bersujud menye...
No comments:
Post a Comment