Apa dan bagaimana shalat berjamaah di masjid?


By Dana Anwari. Bila kita terlambat satu atau dua rakaat Shalat Magrib berjamaah, maka kita harus menambahnya sehingga hitungannya menjadi ganjil tiga rakaat. Pada saat itu, kita akan mendapati diri kita selalu duduk tasyahud atau bertahiyyat di setiap rakaat. Simaklah dari riwayat hadis di Kitab Al Muwaththa Imam Malik (406): Ia menceritakan kepadaku, dari Malik, dari Ibnu Syihab, dari Sa’id bin Al Musayyab bahwa ia berkata, “Shalat apa yang pada setiap rakaatnya ada duduk tahiyyat?” Selanjutnya ia berkata, “Yaitu Shalat Magrib, apabila engkau tertinggal satu rakaat. Demikianlah sunahnya shalat tersebut.”
Dan simaklah riwayat dalam Kitab Shahih Sunan Abu Daud (575): Dari Yazid bin Aswad, bahwa dia pernah mengerjakan shalat bersama Rasulullah saw. ketika dia masih kecil lagi berusia muda. Setelah beliau selesai shalat, tampak dua orang laki-laki di sudut masjid yang tidak mengerjakan shalat. Beliau memanggil kedua orang itu, lalu keduanya dibawa ke dekat beliau dalam keadaan gemetar ketakutan. Nabi saw. bersabda, “Apa yang menghalangi kalian berdua untuk tidak mengerjakan shalat bersama kami?”
Keduanya menjawab, “Kami telah mengerjakan shalat di tempat kediaman kami.” Nabi saw. bersabda, “Janganlah kalian lakukan. Apabila seseorang mengerjakan shalat di tempat tinggalnya kemudian dia mendapati imam belum mengerjakan shalat, maka hendaklah dia shalat bersama imam itu. Maka, shalatnya itu menjadi shalat sunah baginya.”

Menunggu waktu shalat di masjid pun akan mendapatkan keistimewaan.

Sebagaimana kubaca dalam Kitab Shahih Sunan Ibnu Majah (658-806): Dari Abu Hurairah, ia berkata, ‘Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya apabila salah seorang di antara kalian telah masuk ke dalam masjid (kemudian ia) melakukan shalat selama menunggu waktu shalat (berikutnya) tiba. Para malaikat akan bershalawat (mendoakan) kepada seseorang di antara kalian itu selama ia berada di tempat shalatnya. Para malaikat akan mendoakan: Ya Allah, ampunilah dia, sayangilah dia. Ya Allah terimalah taubatnya selama dia belum berhadast (belum batal wudhunya) dan tidak merusak.”
Perhatikanlah ucapan dan perilaku Nabi kita, Nabi Muhammad saw., lalu lakukanlah ajarannya itu sesuai pengetahuan yang kita miliki. Pertanyaan-pertanyaan para sahabat kepada Nabi Muhammad saw dan jawaban atau penjelasan Nabi Muhammad saw sesungguhnya mewakili rasa dahaga ketidak-tahuan yang juga ada di benak kita. Dan jawaban-jawaban Nabi Muhammad saw kepada para sahabat adalah juga jawaban bagi kita. Contohnya adalah seperti dicatat dalam Kitab Shahih Sunan Abu Daud (426): Dari Ummu Farwah, dia berkata: Rasulullah saw. ditanya apakah perbuatan yang paling afdhal? Rasulullah saw. menjawab, “Mengerjakan shalat pada awal waktunya.”
shalatdoasempurna.blogspot.com
***

No comments:

Shalat is Perfect Prayer

SUCCESS LINK