By Dana Anwari. Siapa yang tak suka diberi hadiah, apalagi kado itu datangnya langsung dari Allah? Tahukah kamu bahwa Shalat Wajib (Fardhu) yang kita kerjakan lima kali sehari semalam adalah oleh-oleh perjalanan Nabi kita, Nabi Muhammad saw kala menembus hingga ke langit ke tujuh menemui Tuhannya, Tuhan kita Yang Maha Tunggal, Ya Allah ya Wahid. Perintah Shalat itu adalah kado Allah kepada Nabi Muhammad saw yang diperuntukkan bagi umat manusia.
Kisah perjalanan Nabiku itu dipaparkan dalam Kitab Fathul Baari, kitab yang menjelaskan Kitab Shahih Bukhari, diriwayatkan oleh Anas bin Malik, Abu Dzar, Ibnu Syihah, dan Ibnu Hazm (349): Dari Anas bin Malik, dia berkata, dia berkata, Abu Dzar bercerita bahwa Nabi saw. bersabda:
“Atap rumahku dibuka, saat itu aku berada di Makkah. Jibril turun dan membelah dadaku, kemudian mencucinya dengan air zamzam. Kemudian didatangkan satu bejana yang terbuat dari emas yang berisi hikmah dan iman, lalu dituangkan ke dalam dadaku, kemudian ditutupnya kembali.
Kemudian dia memegang tanganku, lalu aku dinaikkannya ke langit. Ketika aku mendatangi langit dunia, ia berkata kepada penjaga langit: ‘Bukalah!’ Penjaga langit berkata: ‘Siapakah itu?’ Ia berkata: ‘Aku Jibril.’ Penjaga langit berkata: ‘Apakah engkau bersama seseorang?’
Ia berkata: ‘Ya, Muhammad saw.’ Penjaga langit berkata: ‘Apakah telah diutus kepadanya?’ Ia berkata: ‘Ya.’
Ketika dibuka, kami pun naik ke langit dunia. Ternyata di sana terdapat seorang laki-laki yang duduk, di sebelah kiri dan kanannya ada sekelompok orang dalam jumlah besar. Apabila dia melihat ke arah kanannya, maka ia tertawa; dan apabila melihat ke arah kirinya, dia menangis. Laki-laki itu berkata: ‘Selamat datang wahai Nabi yang saleh dan anak yang saleh.’
Aku bertanya kepada Jibril: ‘Siapakah ini?’ Ia (Jibril) berkata: ‘Ini adalah Adam, sedangkan kelompok yang ada di samping kanan dan kirinya adalah ruh anak keturunannya. Kelompok yang ada di sebelah kanan adalah penghuni surga, sedangkan kelompok di sebelah kirinya adalah penghuni neraka. Apabila ia melihat ke arah kanannya ia tertawa, dan apabila melihat ke arah kirinya ia menangis.’
Akhirnya aku dinaikkan ke langit kedua, lalu ia (Jibril) berkata kepada penjaganya: ‘Bukalah!’ Penjaga langit ini mengatakan kepadanya sama seperti yang dikatakan oleh penjaga langit pertama. Lalu langit dibukakan.’
Anas berkata, ‘Lalu ia menceritakan bahwa beliau menemukan di langit Adam, Idris, Musa, Isa dan Ibrahim Shalawatullahi Alaihim. Namun ia tidak menyebutkan tempat mereka masing-masing, selain ia mengatakan bahwa beliau menemukan Adam di langit (pertama) dan Ibrahim di langit keenam.’
Anas menambahkan, ‘Ketika Jibril membawa Nabi saw. melewati Idris, maka ia (Idris) berkata: ‘Selamat datang Nabi yang saleh dan saudara yang saleh.’
Aku (Nabi saw.) bertanya: ‘Siapakah ini?’ Jibril berkata: ‘Ini adalah Idris.’
Kemudian aku melewati Musa dan ia berkata: ‘Selamat datang wahai Nabi yang saleh dan saudara yang saleh.’ Aku bertanya: Siapakah ini?’ Jibril menjawab: ‘Ini adalah Musa.’
Kemudian aku melewati Isa, maka ia berkata: Selamat datang wahai saudara yang saleh dan Nabi yang saleh.’ Aku bertanya: Siapakah ini?’ Jibril menjawab: ‘Ini adalah Isa.’
Kemudian aku melewati Ibrahim dan ia berkata: ‘Selamat datang wahai Nabi yang saleh dan anak yang saleh.’ Aku bertanya: ‘Siapakah ini?’ Jibril menjawab: ‘Ini adalah Ibrahim as.’
Ibnu Syihab berkata, ‘Ibnu Hazm menceritakan kepadaku, Ibnu Abbas dan Abu Habbah Al Anshari mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda: Kemudian aku dinaikkan hingga sampai kepada tingkatan dimana aku mendengar suara goresan pena.’
Ibnu Hazm dan Anas bin Malik mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda: Maka Allah swt memfardhukan atas umatku lima puluh kali (waktu) shalat. Akupun kembali dengan membawa kewajiban itu hingga akhirnya aku melewati Musa, dan ia berkata: ‘Apakah yang difardhukan oleh Allah kepadamu atas umatmu?’
Aku menjawab: ‘Allah mewajibkan untuk melakukan shalat lima puluh kali.’
Musa berkata: ‘Kembalilah menghadap Tuhanmu, karena sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukan hal itu.’
Aku pun kembali dan dikurangi setengahnya. Aku mendatangi Musa dan berkata: ‘Telah dikurangi sebagiannya.’ Musa berkata: ‘Kembalilah menghadap Tuhanmu, karena sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukan hal itu.’
Aku pun kembali dan dikurangi sebagiannya lagi. Lalu aku mendatangi Musa, namun ia berkata: ‘Kembalilah menghadap Tuhanmu, karena sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukan hal itu.’
Lalu aku kembali dan Allah berfirman: ‘Lima kali itu sama dengan lima puluh kali dan tidak akan berubah perkataan (ketetapan)-Ku’.
Aku kembali kepada Musa, dan ia berkata: ‘Kembalilah menghadap Tuhanmu.’
Aku berkata: ‘Aku telah merasa malu terhadap Tuhanku.’ Lalu aku pun dibawa hingga sampai ke Sidratul Muntaha yang diliputi oleh warna-warni yang aku tidak tahu apakah itu. Kemudian aku dimasukkan ke dalam surga, ternyata di dalamnya terdapat kalung mutiara dan tanahnya dari minyak kesturi.”
shalatdoasempurna.blogspot.com
Jadikan setiap perjanjian bisnis tidak mengkhianati perjanjian kita dengan
Allah
-
By Dana Anwari. Ketika masih berupa roh, manusia telah berjanji kepada
Tuhannya. Ia akan melaksanakan fitrah kemanusiaannya untuk menyungkur
bersujud menye...
No comments:
Post a Comment