By Dana Anwari. Benarkah Rasulullah saw meminta keringanan shalat bagi umatnya kepada Allah? Benarkah Nabi Musa as menyatakan bahwa dulu umatnya tidak sanggup melaksanakan shalat yang diperintahkan Allah? Atau, mungkinkah di antara kita masih ada yang meragukan Isra Miraj Nabi Muhammad saw?
Apa yang tidak mungkin bagi Allah? Lalu mengapa masih ragu dengan Isra Miraj Nabi kita, Nabi Muhammad saw?
Mari kita simak lagi kisahnya dalam Kitab Shahih Muslim, diriwayatkan pula (134): Dari Anas bin Malik, katanya Rasulullah saw. bersabda: “Jibril membawakan kepadaku seekor Buraq, yaitu sejenis hewan berwarna putih, lebih panjang dari keledai dan lebih pendek daripada baghal. Ia dapat melompat sejauh mata memandang. Hewan itu lalu kutunggangi sampai ke Baitul Makdis. Sampai di sana hewan itu kutambatkan di tambatan yang biasa digunakan para Nabi. Kemudian aku masuk ke dalam masjid dan shalat di situ dua rakaat.
Setelah aku keluar, Jibril datang membawa dua bejana, yang satu berisi khamar dan yang satu lagi berisi susu. Aku memilih susu. Kata Jibril: ‘Anda memilih yang benar.’
Kemudian kami dibawa ke langit.
Lalu Jibril minta supaya dibukakan pintu. Jibril ditanya: ‘Anda siapa?’ Sahut Jibril: ‘Aku Jibril.’ Tanya: ‘Siapa bersama anda?’ Jawab: ‘Muhammad!’ Tanya: ‘Sudah diutuskah dia?’ Jawab: ‘Ya, benar! Dia sudah diutus!’ Setelah itu barulah pintu dibukakan untuk kami. Tanpa diduga aku berjumpa dengan Adam. Beliau mengucapkan selamat datang kepadaku serta mendoakanku semoga memperoleh kebaikan.
Kemudian kami naik ke langit kedua. Jibril minta dibukakan pula pintu. Lalu dia ditanya: ‘Siapa anda?’ Jibril menjawab: ‘Aku Jibril!’ Tanya: ‘Siapa bersama anda?’ Jawab: ‘Muhammad!’ Tanya: ‘Apakah dia sudah diutus?’ Jawab: ‘Ya, dia sudah diutus!’ Setelah itu barulah pintu dibukakan untuk kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan dua orang, anak dan paman, yaitu Isa anak Maryam dan Yahya bin Zakaria alaihimas salam. Keduanya mengucapkan selamat datang kepadaku, serta mendoakan semoga aku memperoleh kebaikan.
Kemudian aku dibawa lagi naik ke langit ketiga. Jibril minta dibukakan pula pintu. Dia ditanya: ‘Siapa anda?’ Jawab: ‘Aku Jibril!’ Tanya: ‘Siapa bersama anda?’ Jawab: ‘Muhammad saw.!’ Tanya: ‘Apakah dia sudah diutus?’ Jawab: ‘Ya, dia sudah diutus.’Lalu pintu dibukakan bagi kami. Di situ aku bertemu dengan Yusuf as. yang kecantikannya seperdua dari seluruh kecantikan yang ada. Dia mengucapkan selamat datang kepadaku, dan mendoakan semoga aku memperoleh kebaikan.
Sesudah itu kami dibawa naik ke langit keempat. Jibril minta supaya dibukakan pula. Dia ditanya: ‘Siapa anda?’ Jawab: ‘Aku Jibril.’ Tanya: ‘Siapa bersama anda?’ Jawab: ‘Muhammad!’ Tanya: ‘Apakah dia sudah diutus?’ Jawab: ‘Ya, dia sudah diutus.’ Setelah itu, barulah pintu dibuka untuk kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Idris as. Dia mengucapkan selamat datang kepadaku, serta mendoakan semoga aku beroleh kebaikan.
Kemudian kami naik ke langit kelima. Jibril as. minta dibukakan pintu. Dia ditanya: ‘Siapa anda?’ Jawab: ‘Aku Jibril.’ Tanya: ‘Siapa bersama anda?’ Jawab: ‘Muhammad saw.’ Tanya: ‘Apakah dia sudah diutus?’ Jawab: ‘Ya, dia sudah diutus.’ Setelah itu pintu dibukakan untuk kami. Di situ aku bertemu dengan Harun as. Dia mengucapkan selamat datang kepadaku, dan mendoakan semoga aku mendapat kebaikan.
Kemudian kami naik ke langit keenam. Lalu Jibril minta dibukakan pintu. Dia ditanya: ‘Siapakah anda?’ Jawab: ‘Aku Jibril.’ Tanya: ‘Siapa bersama anda?’ Jawab: ‘Muhammad.’ Tanya: ‘Apakah dia sudah diutus?’ Jawab: ‘Ya, dia sudah diutus.’ Sesudah itu barulah pintu dibukakan untuk kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Musa as. Dia mengucapkan selamat datang kepadaku, dan mendoakan semoga aku mendapat kebaikan.
Kemudian kami naik ke langit ketujuh. Jibril minta dibukakan pula pintu. Dia ditanya: ‘Siapa anda?’ Jawab: ‘Aku Jibril.’ Tanya: ‘Siapa bersama anda?’ Jawab: ‘Muhammad saw.’ Tanya: ‘Apakah dia sudah diutus?’ Jawab: ‘Ya, dia sudah diutus.’ Sesudah itu, lalu pintu dibuka untuk kami. Di situ tiba-tiba aku bertemu dengan Ibrahim as. sedang bersandar di Baitul Makmur, di mana 70.000 malaikat masuk ke dalamnya dan mereka tidak pernah kembali lagi dari situ.
Kemudian Jibril membawaku ke Sidratul Muntaha, kutemukan sebatang pohon yang daunnya seperti telinga gajah, dan buahnya sebesar kendi. Setiap kali ia tertutup dengan kehendak Allah, ia berubah sehingga tidak satu pun makhluk Allah yang sanggup mengungkapkan keindahannya.
Lalu Allah menurunkan wahyu kepadaku, mewajibkan shalat 50 kali sehari semalam. Sesudah itu aku turun ke tempat Musa as. Musa bertanya: ‘Apa yang telah diwajibkan Tuhanmu kepada umatmu?’ Jawabku: ‘Shalat 50 kali.’
Kata Musa: ‘Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan, karena umatmu tidak akan sanggup melakukannya. Aku sendiri telah mencoba terhadap Bani Israil.’
Kata Nabi saw: ‘Aku kembali kepada Tuhanku lalu aku memohon, “Ya, Tuhan! Berilah umatku keringanan!” Maka Allah menguranginya menjadi lima.’
Sesudah itu aku kembali kepada Musa. Kataku: ‘Allah menguranginya lima.’ Kata Musa: ‘Umatmu tidak akan sanggup menunaikannya sebanyak itu. Karena itu kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan.’
Kata Nabi saw. selanjutnya: ‘Aku jadi berulang-ulang pulang pergi antara Tuhanku dengan Musa, sehingga akhirnya Allah berfirman: “Kesimpulannya ialah shalat lima kali sehari semalam. Setiap satu kali shalat, sama nilainya dengan sepuluh shalat, maka jumlah nilainya 50 juga. Dan bagi yang bermaksud berbuat kebajikan tetapi tidak dilaksanakannya, dituliskan baginya (pahala) satu kebajikan. Apabila dilaksanakannya, ditulis baginya (pahala) sepuluh kebajikan. Dan bagi yang bermaksud hendak berbuat kejahatan, tetapi tidak jadi dilaksanakannya, tidak akan dituliskan apa-apa baginya. Tetapi jika dilaksanakannya, maka ditulis baginya balasan satu kejahatan.”
Sesudah itu aku turun kembali ke Musa as., lalu kuceritakan apa yang difirmankan Tuhanku itu. Kata Musa: ‘Kembalilah kepada Tuhanmu, dan mintalah keringanan.’ Jawab Rasulullah saw.: ‘Aku telah berulang kali kembali kepada Tuhanku meminta keringanan, sehingga aku malu kepada-Nya’.”
shalatdoasempurna.blogspot.com
Jadikan setiap perjanjian bisnis tidak mengkhianati perjanjian kita dengan
Allah
-
By Dana Anwari. Ketika masih berupa roh, manusia telah berjanji kepada
Tuhannya. Ia akan melaksanakan fitrah kemanusiaannya untuk menyungkur
bersujud menye...
No comments:
Post a Comment